Permen Sebagai Pengganti Koin?

September 8, 2015 Leave a comment

Ini sudah bertahun-tahun berlangsung bahkan sejak minimarket ini berdiri. Percaya gak kalo laci kas di kasir dipenuhi tumpukan permen bukannya uang koin? Bahkan dua ratus perak pun gak ada? Pernah sewaktu membeli jajanan di sana dan aku seharusnya mendapat kembalian lima ratus perak. Eh malah si kasir bilang kembaliannya permen aja tiga biji karena gak ada recehan. Itu konyol!!!

Beberapa hari yang lalu aku ke minimarket itu lagi. Kali ini seharusnya aku mendapat kembalian seribu rupiah. Dan seperi biasa, seperti sudah mendarah daging, si kasir bilang gak ada uang seribu dan dia malah minta aku mencari uang seribu. Lha??? Atau dia akan memberikan permen lagi. Menurut para pembaca, para konsumen, bukankah permen itu bukan alat pembayaran yang sah? Bukankah ini tipu muslihat si empunya toko? Akankah dibiarkan saja?

Categories: Uncategorized

Bebaskanlah, Sekolah pun Tak Berarti

July 26, 2015 Leave a comment

Ada orangtua yang mendidik anaknya sejak batita, ada juga yang memilih membebaskan prilaku anak sambil berharap si anak dengan sendirinya paham. Kalo kita bisa paham dan mengerti dengan sendirinya sejak batita dan atau sejak bayi, buat apalah gunanya sekolah?

Categories: Dunia Housewife

Tak Tahu Apa Itu Empati

July 26, 2015 Leave a comment

Peran orangtua memang sangat penting bagi kepintaran emosional anak. Misalnya sikap simpati dan empati, yang sangat dibutuhkan setiap orang sebagai makhluk sosial. Bila kedua sikap itu gak ada dalam individu itu, bisakah tercipta suasana aman tentram? Aku gak ngerti, kenapa pula ada orang yang tak memiliki rasa simpati apalagi empati. Apa yang dilakukan ortunya semasa kecil dulu?

Categories: Dunia Housewife