Rindu Dunia Blogger

January 25, 2012 Leave a comment

Pulang kampung, go vacant, oder gehe weg zum Heimat (need correction,hehehe) memang menyenangkan tapi juga melelahkan. Seminggu ini bener-bener ngejelimet, ruwet, terkadang suka linglung sendiri. Bukan…bukan…bukan maksudku untuk mengeluh seperti anak manja di ruang publik. Melainkan…apa yah…yah…sekedar menceritakan kisah aja.
Innalillahi wa innalillahi rojiun…untuk bapak mertua yang berpulang ke peristirahatan terakhir pada jum’at lalu tanggal 13 januari 2012 sekitar pukul 14:00 di umurnya yang ke…mungkin ke 64, semoga gak salah. Meninggalnya karena ya emang dah sakit juga, trus ya…mungkin dah ajalnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat ikhlas dan bersabar, amiin. Itu sebabnya aku pulang kampung, aku dan keluarga tentunya. Yah untungnya kami tinggal sekampung di sini, jadi gampang mengurus segala sesuatunya. Kalo beda kampung ya gak kebayang aja ongkos transportasinya, belum lagi akomodasinya.
Jadi udah seminggu aku berleha-leha di kampung, kalo suami siy udah balik duluan ke kota Jakarta karena tuntutan pekerjaan. Berleha-leha, boleh dibilang begitu karena gak ada pekerjaan-pekerjaan yang produktif di sini seperti yang biasa aku lakukan di kota yang sumpek; menyulam dan menggambar. Ya ya ya aku menghilang dari dunia blog sejak setahun yang lalu, atau dua tahun? Karena selama ini aku melakukan kegiatan lain yang produktif tentunya seperti menyulam dan menggambar. Menulis? Nah ini yang gak aku lakoni lagi sejak masa kehamilan anak pertama. Rindu menulis, berhasrat untuk menulis, makanya sekarang aku mulai lagi untuk aktif di dunia blog. Banyak hal yang aku dapatkan dari dunia blog, mulai dari pengumpulan informasi hingga berbagi informasi yang mudah-mudahan berguna bagi para pembaca. Meskipun yah isi blognya lebih ke curahan luapan perasaan seorang perempuan berprofesi ibu rumah tangga. Banyakan gak pentingnya lah…
Kegiatan menyulam dan menggambar sudah aku lakoni sejak tahun 2009 lalu. Entahlah, aku merasa harus melakukan sesuatu yang produktif di usiaku yang masih sangat-sangat produktif sekarang ini. Alasannya, pertama aku ini seorang ibu rumah tangga yang kini telah memiliki satu anak, bukan pegawai kantoran tentunya. Kemudian, waktuku gak banyak, maksudnya sebagian besar waktuku terbagi hanya untuk keluarga, tetapi ingin sekali mengembangkan potensi diri. Ketiga, aku pikir alangkah menyenangkan bila mengisi waktu luang dengan hobi selain hobi itu sendiri dapat meredakan stress. Ibu rumah tangga juga bisa stress lho.
Sulaman terakhir yang aku buat adalah sepasang “placemat” untuk pasangan suami istri baru menikah, dihiasi emblem bunga dan huruf inisial pasangan itu. Kemudian sebuah sulaman kristik bertema pernikahan. Aku akan memberikan kedua sulaman asli buatan tangan ini kepada teman dekatku yang baru menikah pada tanggal 31 desember 2011 lalu sebagai hadiah pernikahan. Mereka mengundangku untuk menghadiri pernikahan mereka di Serdang-Malaysia. Mohon maaf, aku gak bisa datang karena kesibukan. Jadi aku pikir, hadiah pernikahan yang sangat biasa ini dapat menggembirakan hati mereka.
Dia adalah teman dekat, sahabat yang baik, namanya Moritz Ivo. Dia menikah dengan bunga kembang Malaysia bernama Mas Muniroh. Semoga mereka menjadi pasangan yang paling bahagia, cepat dapat momongan dan dilancarkan segala urusan duniawi, amiin. Sayangnya kedua foto sulaman itu gak bisa diunggah ke blog ini karena foto hasil sulamannya masih tersimpan di camdig sementara camdig dan barangnya ada di Jakarta dan aku saat ini masih di kampung. Akibatnya, aku telat mengirimkan hadiah pernikahan untuk mereka. Entah apa yang akan mereka katakan ketika hadiah pernikahan itu sampai di tangan mereka sebulan setelah pernikahan mereka. Oh no…it’s al most two months! Dear my best friend Ivo and Mas, I hope you wouldn’t get angry or disapointed to me. No promises from me, but only honesty to give.
So…let’s start again. Aku akan mulai mengisi waktuku dengan kegiatan-kegiatan produktif;menyulam, menggambar dan menulis. What else I could do?

Categories: Dunia Housewife, Thoughts

Kacau Balau…Let’s Start Again.

January 25, 2012 Leave a comment

Beneran gak suka deh kalo gak torganisir begini. Ya ya aku tuh emang suka segala sesuatunya sesuai rencana dan terorganisir. Kalo dah liburan atau bepergian ke suatu daerah, pulqng kampung misalnya, dalam waktu yang lama misalnya seminggu, dua minggu atau bahkan sebulan, aku dah bete karena rencana kegiatan-kegiatan produktivitas yang sudah dirancang jadi berantakan. Memang, sekarang dah ada gadget yang meungkinkan kita untuk memuat semua pekerjaan atau tugas-tugas dalam satu wadah elektronik, iPad misalnya. Tapi kaaan…
Tidak, tidak…aku nih seperti orang yang tinggal di tengah hutan aja. Ya ampuuun…

Categories: Dunia Housewife, Thoughts

Ibarat Pungguk Merindukan Bulan

February 23, 2011 Leave a comment

Senin (7/02/2011) pagi Dedek hilang tak berbekas,pun tak ada jejaknya. Dedek Ucing, begitulah nama yang kami berikan padanya karena umurnya yg jauh lebih muda dibandingkan dengan kucing persia satu lagi yang berkelamin betina. Betina ini sudah tua, kata dokter hewan, jadi sangat beresiko bila ingin bereproduksi.
Dedek Ucing, kucing persia jantan yang dibeli pada hari yang sama dengan si kucing betina tua yang diberi nama Kakak Ucing. Memang dimaksudkan sebagai pasangan Dedek Ucing, supaya gak kesepian, ada teman senasib sepenanggungan. Sejak hari itu pula mereka menjadi teman akrab, teman senasib sepenanggungan. Bahkan seperti kakak beradik.
Meskipun mereka ini, kucing-kucing ini adalah kucing persia, mereka tetap bisa merasakan sejuknya udara pagi, berjemur di pagi hari, bahkan bermain-main di taman pada sore hari. Selain lingkungan tempat tinggal yang sangat mendukung bagi mereka untuk mengenal alam dan dekat ke alam, keamanan pun terjaga. Itu sebabnya mengapa kucing-kucing itu dapat merasakan sejuknya alam di pagi dan sore hari tanpa khawatir hilang tersesat.
Hanya…pagi itu…ah…aku gak sanggup mengisahkan kronologi hilangnya Dedek Ucing, karena toh…dia tidak pernah kembali ke rumah ini sejak pagi itu. Mengharap Dedek kembali, ibarat pungguk merindukan
bulan,mengharapkan sesuatu yg gak mungkin didapat.
Sampai hari ini, sosok Dedek Ucing selalu teringat. Segala tingkah Dedek masih hangat dibicarakan oleh anggota keluarga, dengan hati yang pilu karena sosok Dedek tinggal kenangan.

Categories: Thoughts